Roma Tampil Dominan, Celtic Tak Berdaya
Celtic vs Roma, AS Roma meraih kemenangan meyakinkan dengan skor 3-0 saat bertandang ke Celtic Park pada matchday Liga Europa 2024/2025, Jumat (12/12/2025) dini hari WIB. Pertandingan ini menjadi bukti superioritas Giallorossi yang tampil penuh percaya diri sejak awal laga. Sebaliknya, Celtic tampil gugup dan kembali tampil mengecewakan di bawah arahan pelatih baru, Wilfried Nancy.
Roma tampil agresif sejak menit pertama dan langsung mengambil inisiatif permainan. Dengan organisasi permainan yang rapi, mereka berhasil memanfaatkan setiap celah dalam pertahanan Celtic yang terlihat kurang siap menghadapi tekanan intens pasukan Daniele De Rossi.
Kemenangan telak ini juga semakin menyudutkan posisi Celtic di klasemen grup. Mereka kini berada di peringkat 24 dan semakin sulit bersaing untuk tiket play-off. Bagi para pendukung tuan rumah, hasil ini menjadi salah satu momen paling mengecewakan di musim ini.
Awal Petaka Celtic: Blunder Liam Scales
Pertandingan baru berjalan enam menit, Celtic sudah tertinggal akibat blunder fatal dari bek Liam Scales. Dalam upaya menghalau sepak pojok Roma, sundulannya justru mengarah ke gawang sendiri dan mengecoh Kasper Schmeichel. Gol bunuh diri tersebut membuat atmosfer Celtic Park langsung berubah menjadi hening dan dipenuhi kekecewaan.
Kesalahan awal itu meruntuhkan mental para pemain Celtic. Mereka terlihat kehilangan fokus dan kesulitan mengatur tempo permainan. Roma memanfaatkan situasi ini dengan sangat baik, terus menekan dan memaksa lini belakang tuan rumah bekerja ekstra keras.
Evan Ferguson Menjadi Momok Pertahanan Celtic
Setelah gol pembuka, Roma semakin percaya diri. Mesin serangan mereka mulai bekerja, dipimpin oleh Evan Ferguson yang tampil sebagai protagonis utama dalam kemenangan ini. Penyerang muda tersebut beberapa kali mengancam gawang Celtic, termasuk satu peluang yang mengenai tiang sebelum akhirnya mencetak gol.
Ferguson mencetak dua gol beruntun sebelum turun minum. Gol pertamanya memanfaatkan kemelut di kotak penalti, sementara gol kedua menunjukkan kecerdasannya dalam mencari ruang di belakang bek lawan. Kombinasi pergerakan tanpa bola, kecepatan, dan ketenangannya membuat lini belakang Celtic benar-benar kewalahan.
Dengan dua gol ini, Ferguson semakin menunjukkan potensinya sebagai salah satu striker muda paling berbakat di Eropa.
Celtic Buang Peluang: Penalti Gagal Arne Engels
Celtic vs Roma, Celtic sebenarnya memiliki kesempatan emas untuk memperkecil ketertinggalan menjelang akhir babak pertama. Wasit memberikan hadiah penalti setelah pelanggaran terjadi di area terlarang. Namun, Arne Engels gagal memaksimalkan peluang tersebut. Eksekusinya hanya membentur bagian dalam tiang gawang dan kembali keluar.
Tendangan penalti yang gagal tersebut menjadi pukulan mental tambahan bagi para pemain Celtic. Alih-alih menutup babak pertama dengan harapan, mereka justru tenggelam dalam tekanan dan frustrasi.
Babak Kedua: Gol Dianulir Kedua Tim
Memasuki babak kedua, pelatih Wilfried Nancy langsung melakukan tiga pergantian pemain untuk mencoba mengubah jalannya pertandingan. Salah satunya adalah memasukkan Kelechi Iheanacho yang sempat mencetak gol, tetapi dianulir karena posisi offside.
Nasib serupa juga dialami Roma melalui Leon Bailey. Winger cepat tersebut berhasil menaklukkan Schmeichel, namun wasit kembali menganulir gol karena pelanggaran dalam proses serangan.
Meski demikian, Roma tetap tampil solid dan mampu menjaga keunggulan tanpa banyak ancaman berarti dari Celtic. Pertandingan pun berakhir dengan skor 3-0 untuk tim tamu.
Wilfried Nancy Mengakui Kelemahan Timnya
Usai pertandingan, Wilfried Nancy tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia mengakui bahwa timnya kalah kualitas dan kalah dalam intensitas permainan.
“Kenyataannya adalah kami tidak mampu mengimbangi intensitas mereka,” ujar Nancy kepada TNT Sports.
Meski mencoba melihat sisi positif dari respons para pemain di babak kedua, ia tetap menyoroti buruknya start timnya di laga ini.
“Saya tidak suka bicara soal keberuntungan, tapi gol pertama yang bersarang ke gawang kami tidak membantu. Untuk bangkit dari ketertinggalan itu tidak mudah, tapi sikap para pemain sudah bagus.”
Namun, hasil ini membuat masa depan Nancy di Celtic dipenuhi tanda tanya. Dua kekalahan beruntun di awal masa jabatannya bukanlah awal yang ideal untuk seorang pelatih baru.
Joe Hart Beri Kritik Pedas untuk Mantan Klub
Penampilan buruk Celtic tak luput dari perhatian mantan kiper mereka, Joe Hart. Dalam analisisnya, ia secara terang-terangan menyebut kondisi klub saat ini mirip sebuah opera sabun.
“Rasanya seperti sebuah sinetron. Musim lalu luar biasa, tetapi mereka tidak menyelesaikan masalah internal. Kesenjangan itu makin melebar,” ujarnya.
Hart menilai bahwa manajemen, pemain, dan suporter tidak berada dalam satu suara—sesuatu yang dahulu menjadi kekuatan besar Celtic. Menurutnya, hilangnya keharmonisan di dalam klub menjadi penyebab utama turunnya performa mereka musim ini.
Kesimpulan
Celtic vs Roma, Kemenangan 3-0 AS Roma di Celtic Park tidak hanya menunjukkan dominasi taktis Daniele De Rossi, tetapi juga menegaskan kualitas individu seperti Evan Ferguson yang tampil luar biasa. Di sisi lain, Celtic kini berada dalam situasi sulit, baik di lapangan maupun di internal klub.
Pertandingan ini menjadi contoh bagaimana kesalahan kecil bisa merusak performa tim secara keseluruhan, serta bagaimana sebuah klub besar bisa goyah apabila tidak memiliki pondasi yang solid di luar lapangan.
